Kamis, 03 April 2014

Setiap jenis media memiliki karakteristik masing-masing dan menampilkan fungsi tertentu dalam menunjang keberhasilan proses belajar peserta didik. Agar peran sumber dan media belajar menunjukkan pada suatu jenis media tertentu, maka pada media-media belajar itu perlu diklasifikasikan menurut suatu metode tertentu sesuai dengan sifat dan fungsinya terhadap pembelajaran. Pengelompokan itu penting untuk memudahkan para pendidik dalam memahami sifat media dan dalam menentukan media yang cocok untuk pembelajaran atau topik pembelajaran tertentu.
Media pembelajaran apabila dilihat dari sudut pandang yang luas, tidak hanya terbatas pada alat-alat audio, visual, audio-visual saja. Melainkan sampai pada kondisi pribadi pembelajar dan tingkah laku pengajar. Maka media pembelajaran dapat diklasifikasikan, yaitu: a) media simbol, b) media audio-visual, c) media teknik, d) kumpulan benda-benda, dan e) contoh-contoh kelakuan (Daryanto,2011;40).
Adapun penjelasan mengenai klasifikasi media, adalah sebagai berikut: 
a.       Bahan yang mengutamakan kegiatan membaca atau dengan menggunakan simbol-simbol kata dan visual (bahan-bahan cetakan dan bacaan).
b.      Alat-alat audio-visual, alat-alat yang tergolong ke dalam kategori ini, yaitu:
1)      Media proyeksi (overhead projector, slide, film, dan LCD).
2)      Media non-proyeksi (papan tulis, poster, papan temple, kartun, papan planel, komik, bagan, diagram, gambar, grafik, dan lain-lain).
3)      Benda tiga dimensi antara lain benda tiruan, diorama, boneka, topeng, lembaran balik, peta, globe, pameran, dan museum sekolah.
c.       Media yang menggunakan teknik atau masinal, yaitu, slide, film strif, film rekaman, radio, televisi, video, VCD, laboratorium elektronik, perkakas otoinstruktif, ruang kelas otomatis, sistem interkomunikasi, komputer, dan internet.
d.      Kumpulan benda-benda (material collections), yaitu berupa peninggalan sejarah, dokumentasi, bahan-bahan yang memiliki nilai-nilai sejarah, jenis kehidupan, mata pencarian, industri, perbankan, perdagangan, pemerintahan, agama, kebudayaan, politik, dan lain-lain.
e.       Contoh-contoh kelakuan, perilaku pengajar. Pengajar memberi contoh perilaku atau suatu perbuatan. Misalnya, mencontohkan suatu perbuatan dengan gerakan tangan dan kaki, gerakan badan, mimik, dan lain-lain.

Dalam proses pembelajaran pendidikan agama Islam, contoh dan kelakuan pengajar yang dimaksud adalah memberi uswatun hasanah kepada pembelajar. Seorang pengajar harus berusaha memberikan contoh yang baik kepada pembelajar baik ketika dalam proses pembelajaran di kelas, maupun di luar kelas, maupun di luar lingkungan sekolah. Sebab perbuatan dan tingkah laku pengajar di dalam kelas maupun di luar kelas akan menjadi contoh bagi pembelajar dan dianut. Dengan demikian media pembelajaran dari sudut pandang yang luas, tidak hanya terbatas pada alat-alat audio visual yang digunakan saja, tetapi sampai pada tingkah laku pengajar dan kondisi pribadi pembelajar.
Dari beberapa pengelompokan media yang disusun para ahli, ada lima kategori media pembelajaran menurut Setyosari & Sihkabudden sebagaimana dipaparkan dalam Rayandra Asyhar, yakni: a) berdasarkan ciri fisik, b) berdasarkan unsur pokoknya, c) berdasarkan pengalaman belajar, d) berdasarkan penggunaan, dan e) berdasarkan hirarki manfaat (Asyhar,201146).
a.       Pengelompokan berdasarkan ciri fisik
Berdasarkan ciri dan bentuk fisiknya, media pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam empat macam, yaitu:
1)      Media pembelajaran dua dimensi (2D), yaitu media yang tampilannya dapat diamati dari satu arah pandangan saja yang hanya dilihat dimensi panjang dan lebarnya saja, misalnya foto, grafik, peta, gambar, bagan, papan tulis, dan semua jenis media yang hanya dilihat dari sisi datar saja.
2)      Media pembelajaran tiga dimensi (3D), yaitu media yang tampilannya dapat diamati dari arah pandang mana saja dan mempunyai dimensi panjang, lebar dan tinggi/tebal. Beberapa contohnya antara lain adalah model, prototipe, bola, kotak, meja, kursi, mobil, rumah, gunung, dan alam sekitar.
3)      Media pandang diam (still picture), yaitu media yang menggunakan media proyeksi yang hanya menampilkan gambar diam (tidak bergerak) pada layar. Misalnya foto, lukisan, gambar binatang atau gambar alam semesta yang diproyeksikan dalam kegiatan pembelajaran.
4)      Media pandang gerak (motion picture), yaitu media yang menggunakan media proyeksi yang dapat menampilkan gambar bergerak dilayar, termasuk media televisi, film atau video recorder termasuk media pandang gerak yang disajikan melalui layar monitor (screen) di komputer atau layar LCD dan sebagainya.
b.      Pengelompokan berdasarkan unsur pokoknya
Berdasarkan unsur pokok atau indera yang dirangsang, media pembelajaran diklasifikasikan menjadi tiga macam, yakni media visual, media audio dan media audio-visual. Ketiga penggolongan ini dijabarkan lebih lanjut oleh Sulaiman dalam Rayandra Asyhar menjadi sepuluh macam, yaitu:
1)      Media audio: media yang menghasilkan bunyi, misalnya audio cassette tape recorder, dan radio.
2)      Media visual: media visual dua dimensi dan media visual tiga dimensi.
3)      Media audio-visual: media yang dapat menghasilkan rupa dan suara dalam suatu unit media.
4)      Media audio motion visual: penggunaan segala kemampuan audio dan visual ke dalam kelas, seperti televisi, video tape/cassette recorder dan sound-film.
5)      Media audio still visual: media lengkap kecuali penampilan motion/geraknya tidak ada, seperti sound-filmstrip, sound-slides, dan rekaman still pada televisi.
6)      Media audio semi-motion: media yang berkemampuan menampilkan titik-titik tetapi tidak bisa menstransmit secara utuh suatu motion yang nyata. Misalnya: telewriting dan recorded telewriting.
7)      Media motion visual: silent film (film-bisu) dan (loop-film).
8)      Media still visual: gambar, slides, filmstrips, OHP dan transparansi.
9)      Media audio: telepon, radio, audio, tape recorder, dan audio disk.
10)  Media cetak: media yang hanya menampilkan informasi yang berupa simbol-simbol tertentu saja dan berupa alphanumeric, seperti buku-buku, modul, majalah, dll.
c.       Pengelompokan berdasarkan pengalaman belajar
Thomas dan Sutjiono dalam Rayandra Asyhar mengklasifikasikan media pembelajaran menjadi tiga kelompok, yakni pengalaman langsung, pengalaman tiruan dan pegalaman verbal.
1)      Pengalaman melalui informasi verbal, yaitu berupa kata-kata lisan yang diucapkan oleh pembelajar, termasuk rekaman kata-kata dari media perekam dan kata-kata yang ditulis maupun dicetak seperti bahan cetak, radio dan sejenisnya.
2)      Pengalaman media nyata, yaitu berupa pengalaman langsung dalam suatu peristiwa (first hand experience) maupun mengamati atau objek sebenarnya di lokasi. Media yang termasuk kelompok ini adalah alam semesta, real process/activities seperti sentra produksi, hutan, pasar dan sejenisnya.
3)      Pengalaman melalui media tiruan adalah berupa tiruan atau model dari suatu objek, proses atau benda. Tiruan tersebut bisa berwujud model, prototipe, simulasi proses, tiruan dari situasi melalui dari dramatisasi atau sandiwara, dan berbagai rekaman atau objek kejadian. Contohnya globe bumi sebagai model planet bumi.
d.      Pengelompokan berdasarkan penggunaan
Penggolongan media pembelajaran berdasarkan penggunaannya dapat dibagi dua kelompok, yaitu media yang dikelompokkan berdasarkan jumlah pengguna dan berdasarkan cara penggunaannya.
d.1. Berdasarkan jumlah penggunanya
                 Berdasarkan jumlah penggunanya, media pembelajaran dapat dibedakan ke dalam tiga macam, yakni:
1)   Media pembelajaran yang penggunaannya secara individual oleh peserta didik.
2)   Media pembelajaran yang penggunaannya secara berkelompok/kelas.
3)   Media pembelajaran yang penggunaannya secara masal.
d.2. Berdasarkan cara penggunaannya
                        Berdasarkan cara penggunaannya, media pembelajaran dibedakan menjadi dua, yaitu:
1)   Media tradisional atau konvensional (sederhana), misalnya peta, ritatoon (simbol-simbol grafis), rotatoon (gambar berseri), dll.
2)   Media modern atau kompleks, seperti komputer diintegrasikan dengan media-media elektronik lainnya.
e.       Pengelompokan berdasarkan hirarki manfaat media                     
Menurut Midun sebagaimana dalam Rayandra Asyhar, selain jumlah pengguna dan cara penggunaannya, media pembelajaran dapat pula digolongkan berdasarkan hirarki pemanfaatannya dalam pembelajaran. Hal ini diungkapkan oleh Duncan, yang ingin mensejajarkan biaya investasi, kelengkapan dan keluasan lingkup sasarannya di satu pihak dan kemudahan pengadaan serta penggunaan, keterbatasan lingkup sasaran dan rendahnya biaya di lain pihak, dengan tingkat kerumitan perangkat medianya dalam satu hirarki.
Dengan kata lain, semakin rumit jenis perangkat media yang dipakai, semakin mahal biaya investasinya, semakin susah pengadaannya, tetapi juga semakin umum penggunaannya dan semakin luas ruang lingkup sasarannya. Sebaliknya, semakin sederhana jenis perangkat medianya, semakin murah biayanya, semakin mudah penggunannya, semakin khusus dan lingkup sasarannya semakin terbatas.

0 komentar:

Posting Komentar