Merancang Media pembelajaran dengan pendekatan assure models
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
Penelitian terkini mengatakan bahwa lingkungan pembelajaran yang bermedia teknologi dapat meningkatkan nilai para pelajar, sikap mereka terhadap belajar, dan evaluasi dari pengalaman belajar mereka. Teknologi juga dapat membantu untuk meningkatkan interaksi antar pengajar dan pelajar, dan membuat proses belajar yang berpusat pada pelajar (student oriented). Dengan kata lain, penggunaan media menggunakan audio visual atau komputer media dapat membantu siswa itu memperoleh pelajaran bermanfaat.
Guru sebagai pengembang media pembelajaran harus mengetahui perbedaan pendekatan-pendekatan dalam belajar agar dapat memilih strategi pembelajaran yang tepat. Strategi pembelajaran harus dipilih untuk memotivasi para pembelajar, memfasilitasi proses belajar, membentuk manusia seutuhnya, melayani perbedaan individu, mengangkat belajar bermakna, mendorong terjadinya interaksi, dan memfasilitasi belajar kontekstual, Terdapat beberapa teori belajar yang melandasi penggunaan teknologi/komputer dalam pembelajaran yaitu teori behaviorisme, kognitifisme dan konstruktivisme.
Strategi pembelajaran yang digunakan oleh seorang guru hendaknya dituangkan dalam sebuah desain pembelajaran agar lebih terarah dan sistematis. Desain pembelajaran sendiri dapat dimaknai dari berbagai sudut pandang, misalnya sebagai disiplin, sebagai ilmu, sebagai sistem, dan sebagai proses. Sebagai disiplin, desain pembelajaran membahas berbagai penelitian dan teori tentang strategi serta proses pengembangan pembelajaran dan pelaksanaannya. Sebagai ilmu, desain pembelajaran merupakan ilmu untuk menciptakan spesifikasi pengembangan, pelaksanaan, penilaian, serta pengelolaan situasi yang memberikan fasilitas pelayanan pembelajaran dalam skala makro dan mikro untuk berbagai mata pelajaran pada berbagai tingkatan kompleksitas. Sebagai sistem, desain pembelajaran merupakan pengembangan sistem pembelajaran dan sistem pelaksanaannya termasuk sarana serta prosedur untuk meningkatkan mutu belajar.
Sementara itu desain pembelajaran sebagai proses menurut Syaiful Sagala (2005:136) adalah pengembangan pengajaran secarasistematik yang digunakan secara khusus teori-teori pembelajaran untuk menjamin kualitas pembelajaran. Pernyataan tersebut mengandung arti bahwa penyusunan perencanaan pembelajaran harus sesuai dengan konsep pendidikan dan pembelajaran yang dianut dalam kurikulum yang digunakan. Dengan demikian dapat disimpulkan desain pembelajaran adalah praktek penyusunan media teknologi komunikasi dan isi untuk membantu agar dapat terjadi transfer pengetahuan secara efektif antara guru dan peserta didik. Proses ini berisi penentuan status awal dari pemahaman peserta didik, perumusan tujuan pembelajaran, dan merancang “perlakuan” berbasis-media untuk membantu terjadinya transisi. Idealnya proses ini berdasar pada informasi dari teori belajar yang sudah teruji secara pedagogis dan dapat terjadi hanya pada siswa, dipandu oleh guru, atau dalam latar berbasis komunitas.
Guru sebagai pengembang media pembelajaran harus mengetahui perbedaan pendekatan-pendekatan dalam belajar agar dapat memilih strategi pembelajaran yang tepat. Strategi pembelajaran harus dipilih untuk memotivasi para pembelajar, memfasilitasi proses belajar, membentuk manusia seutuhnya, melayani perbedaan individu, mengangkat belajar bermakna, mendorong terjadinya interaksi, dan memfasilitasi belajar kontekstual, Terdapat beberapa teori belajar yang melandasi penggunaan teknologi/komputer dalam pembelajaran yaitu teori behaviorisme, kognitifisme dan konstruktivisme.
Strategi pembelajaran yang digunakan oleh seorang guru hendaknya dituangkan dalam sebuah desain pembelajaran agar lebih terarah dan sistematis. Desain pembelajaran sendiri dapat dimaknai dari berbagai sudut pandang, misalnya sebagai disiplin, sebagai ilmu, sebagai sistem, dan sebagai proses. Sebagai disiplin, desain pembelajaran membahas berbagai penelitian dan teori tentang strategi serta proses pengembangan pembelajaran dan pelaksanaannya. Sebagai ilmu, desain pembelajaran merupakan ilmu untuk menciptakan spesifikasi pengembangan, pelaksanaan, penilaian, serta pengelolaan situasi yang memberikan fasilitas pelayanan pembelajaran dalam skala makro dan mikro untuk berbagai mata pelajaran pada berbagai tingkatan kompleksitas. Sebagai sistem, desain pembelajaran merupakan pengembangan sistem pembelajaran dan sistem pelaksanaannya termasuk sarana serta prosedur untuk meningkatkan mutu belajar.
Sementara itu desain pembelajaran sebagai proses menurut Syaiful Sagala (2005:136) adalah pengembangan pengajaran secarasistematik yang digunakan secara khusus teori-teori pembelajaran untuk menjamin kualitas pembelajaran. Pernyataan tersebut mengandung arti bahwa penyusunan perencanaan pembelajaran harus sesuai dengan konsep pendidikan dan pembelajaran yang dianut dalam kurikulum yang digunakan. Dengan demikian dapat disimpulkan desain pembelajaran adalah praktek penyusunan media teknologi komunikasi dan isi untuk membantu agar dapat terjadi transfer pengetahuan secara efektif antara guru dan peserta didik. Proses ini berisi penentuan status awal dari pemahaman peserta didik, perumusan tujuan pembelajaran, dan merancang “perlakuan” berbasis-media untuk membantu terjadinya transisi. Idealnya proses ini berdasar pada informasi dari teori belajar yang sudah teruji secara pedagogis dan dapat terjadi hanya pada siswa, dipandu oleh guru, atau dalam latar berbasis komunitas.
BAB II
DESAIN PEMBELAJARAN MODEL ASSURE
Model ASSURE merupakan suatu model yang merupakan sebuah formulasi untuk Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) atau disebut juga model berorientasi kelas. Menurut Heinich et al (2005) model ini terdiri atas enam langkah kegiatan yaitu:
DESAIN PEMBELAJARAN MODEL ASSURE
Model ASSURE merupakan suatu model yang merupakan sebuah formulasi untuk Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) atau disebut juga model berorientasi kelas. Menurut Heinich et al (2005) model ini terdiri atas enam langkah kegiatan yaitu:
- Analyze Learners
- States Objectives
- Select Methods, Media, and Material
- Utilize Media and materials
- Require Learner Participation
- Evaluate and Revise
Adapun langkah-langkah penerapan model ASSURE dalam materi
Analyze Learners (Analisis Pelajar)
- States Objectives
- Select Methods, Media, and Material
- Utilize Media and materials
- Require Learner Participation
- Evaluate and Revise
Adapun langkah-langkah penerapan model ASSURE dalam materi
Analyze Learners (Analisis Pelajar)
Menurut Heinich et al (2005) jika sebuah media pembelajaran akan digunakan secara baik dan disesuaikan dengan ciri-ciri belajar, isi dari pelajaran yang akan dibuatkan medianya, media dan bahan pelajaran itu sendiri. Lebih lanjut Heinich, 2005 menyatakan sukar untuk menganalisis semua cirri pelajar yang ada, namun ada tiga hal penting dapat dilakuan untuk mengenal pelajar sesuai .berdasarkan cirri-ciri umum, keterampilan awal khusus dan gaya belajar
Periode operasi fomal merupakan tingkat puncak perkembangan struktur kognitif, anak remaja mampu berpikir logis untuk semua jenis masalah hipotesis, masalah verbal, dan ia dapat menggunakan penalaran ilmiah dan dapat menerima pandangan orang lain.
Siswa kelas VIII SMP/MTs merupakan tahap operasi formal dengan kisaran usia 11tahun – dewasa menurut teori Piaget. Karakteristik anak kelas VIII MTs adalah senang melakukan belajar dengan melakukan sesuatu kegaiatan (learning by doing), senang melakukan penalaran dan pemecahan masalah. Pada tahap ini siswa mulai berpikir secara abstrak, menalar secara logis, menarik kesimpulan dari informasi yang tersedia dan dapat menerima pandangan orang lain. Pada tahap ini pula siswa sudah mampu mengasimilasi (menghubungkan objek dengan konsep yang sudah ada dalam pikiran) dan akomodasi (proses memanfaatkan konsep-konsep dalam pikiran untuk menafsirkan objek). Kedua proses tersebut jika berlangsung terus menerus akan membuat pengetahuan lama dan pengetahuan baru menjadi seimbang. Dengan cara seperti itu secara bertahap anak dapat membangun pengetahuan melalui interaksi dengan lingkungannya
Pada usia ini anak sudah mulai mampu berpikir logis dalam bentuk sederhana, anak sudah menyadari adanya masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang, dan juga anak sudah mampu mengimajinasikan sesuatu, meskipun biasanya masih memerlukan bantuan objek-objek kongkret. Dalam hal ini Keterampilan berfikir logis dan kritis serta mampu menanggapi permasalahan atau peristiwa yang ada di lingkungan sekitar amat diperlukan dalam pengembangan pembelajaran.
Siswa kelas VIII SMP/MTs merupakan tahap operasi formal dengan kisaran usia 11tahun – dewasa menurut teori Piaget. Karakteristik anak kelas VIII MTs adalah senang melakukan belajar dengan melakukan sesuatu kegaiatan (learning by doing), senang melakukan penalaran dan pemecahan masalah. Pada tahap ini siswa mulai berpikir secara abstrak, menalar secara logis, menarik kesimpulan dari informasi yang tersedia dan dapat menerima pandangan orang lain. Pada tahap ini pula siswa sudah mampu mengasimilasi (menghubungkan objek dengan konsep yang sudah ada dalam pikiran) dan akomodasi (proses memanfaatkan konsep-konsep dalam pikiran untuk menafsirkan objek). Kedua proses tersebut jika berlangsung terus menerus akan membuat pengetahuan lama dan pengetahuan baru menjadi seimbang. Dengan cara seperti itu secara bertahap anak dapat membangun pengetahuan melalui interaksi dengan lingkungannya
Pada usia ini anak sudah mulai mampu berpikir logis dalam bentuk sederhana, anak sudah menyadari adanya masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang, dan juga anak sudah mampu mengimajinasikan sesuatu, meskipun biasanya masih memerlukan bantuan objek-objek kongkret. Dalam hal ini Keterampilan berfikir logis dan kritis serta mampu menanggapi permasalahan atau peristiwa yang ada di lingkungan sekitar amat diperlukan dalam pengembangan pembelajaran.
States Objectives (Menyatakan Tujuan)
Langkah kedua dari model ASSURE adalah menetapkan tujuan pembelajaran. Hasil belajar apa yang diharapkan dapat siswa capai? Lebih tepatnya, kemampuan baru apakah yang harus dimiliki siswa setelah proses pembelajaran. Objectives adalah sebuah pernyataan tentang apa yang akan dicapai, bukan bagaimana untuk mencapai. Pernyataan tujuan harus spesifik. Tujuan pembelajaran hendaknya mengandung unsur ABCD.
Langkah kedua dari model ASSURE adalah menetapkan tujuan pembelajaran. Hasil belajar apa yang diharapkan dapat siswa capai? Lebih tepatnya, kemampuan baru apakah yang harus dimiliki siswa setelah proses pembelajaran. Objectives adalah sebuah pernyataan tentang apa yang akan dicapai, bukan bagaimana untuk mencapai. Pernyataan tujuan harus spesifik. Tujuan pembelajaran hendaknya mengandung unsur ABCD.
Standar Kompetensi : 4. Memahami kegiatan pelaku ekonomi masyarakat
Kompetensi Dasar : 4.1. Mendeskripsikan hubungan antara kelangkaan
sumber daya dengan kebutuhan manusia yang tidak terbatas
Kompetensi Dasar : 4.1. Mendeskripsikan hubungan antara kelangkaan
sumber daya dengan kebutuhan manusia yang tidak terbatas
A. Tujuan Pembelajaran :
Setelah selesai kegiatan pembelajaran, siswa dapat :
• Mendeskripsikan arti kebutuhan
• Mengidentifikasi penggolongan kebutuhan
• Mendeskripsikan alat pemuas kebutuhan/sumber daya
• Mengidentifikasi arti kelangkaan dalam upaya memenuhi kebutuhan
• Mengidentifikasikan hubungan kelangkaan dengan kebutuhan menusia yang tidak terbatas
• Menjelaskan penger tian skala prioritas dan menyusun skala prioritas kebutuhan manusia pada umumnya
Setelah selesai kegiatan pembelajaran, siswa dapat :
• Mendeskripsikan arti kebutuhan
• Mengidentifikasi penggolongan kebutuhan
• Mendeskripsikan alat pemuas kebutuhan/sumber daya
• Mengidentifikasi arti kelangkaan dalam upaya memenuhi kebutuhan
• Mengidentifikasikan hubungan kelangkaan dengan kebutuhan menusia yang tidak terbatas
• Menjelaskan penger tian skala prioritas dan menyusun skala prioritas kebutuhan manusia pada umumnya
Select Methods, Media, and Materials (Pemilihan Metode, Media dan Bahan)
Suatu rencana yang sistematik dalam penggunaan media dan teknologi tentu menuntut agar metode, media dan materinya dipilih secara sistematis pula. Proses pemilihannya melibatkan tiga langkah.
1. Memilih Metode
Metode ceramah adalah metode memberikan uraian atau penjelasan kepada siswa untuk menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Dengan kata lain metode ini adalah sebuah metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan secara lisan kepada siswa.
Metode Tanya jawab dilakukan dalam bentuk sejumlah pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa, terutama oleh siswa dari guru, tetapi ada pula dari siswa kepada guru. Hal ini digunakan untuk memberikan pemahaman (kognitif) siswa untuk materi yang membutuhkan pemahaman siswa
Metode diskusi adalah suatu cara mengajar dengan cara memecahkan masalah yang dihadapi, baik dua orang atau lebih yang masing-masing mengajukan argumentasinya untuk memperkuat pendapatnya. Tujuan berdiskusi pada pembelajaran ini yaitu mendidik siswa untuk berfikir dan memecahkan masalah secara bersama-sama sebagai bentuk dari nilai karakter yang ingin diterapkan oleh guru. Hal ini sesuai dengan karakteristik siswa kelas VIII yaitu sudah mampu berpikir logis untuk semua jenis masalah hipotesis, masalah verbal, dan ia dapat menggunakan penalaran ilmiah dan dapat menerima pandangan orang lain.
Metode pemberian tugas merupakan suatu cara mengajar dengan cara memberikan sejumlah tugas yang diberikan guru kepada murid dan adanya pertanggungjawaban terhadap hasilnya.dalam pembelajaran ini siswa secara berkelompok ditugaskan untuk observasi langsung ke lingkungan masyarakat untuk mendapatkan kompetensi yang relevan. Hal ini sesuai dengan karakteristik siswa kelas VIII adalah senang melakukan belajar dengan melakukan sesuatu kegaiatan (learning by doing) selai itu guru juga mempunyai tujuan lain selain yaitu penanaman nilai karakter yang harus di miliki oleh siswa.
Metode simulasi dilakukan dalam bentuk peserta didik mensimulasikan ataupun mendemonstrasikan contoh-contoh yang terdapat dalam materi. Metode simulasi ini sangat baik untuk memudahkan para siswa menggunakan memori jangka panjangnya (LTM) dalam memahami suatu konsep ataupun contoh-contoh kongkret sebuah materi sehingga dari simulasi tersebut para siswa bisa mengambil sebuah kesimpulan dari materi yang ada
Suatu rencana yang sistematik dalam penggunaan media dan teknologi tentu menuntut agar metode, media dan materinya dipilih secara sistematis pula. Proses pemilihannya melibatkan tiga langkah.
1. Memilih Metode
Metode ceramah adalah metode memberikan uraian atau penjelasan kepada siswa untuk menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Dengan kata lain metode ini adalah sebuah metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan secara lisan kepada siswa.
Metode Tanya jawab dilakukan dalam bentuk sejumlah pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa, terutama oleh siswa dari guru, tetapi ada pula dari siswa kepada guru. Hal ini digunakan untuk memberikan pemahaman (kognitif) siswa untuk materi yang membutuhkan pemahaman siswa
Metode diskusi adalah suatu cara mengajar dengan cara memecahkan masalah yang dihadapi, baik dua orang atau lebih yang masing-masing mengajukan argumentasinya untuk memperkuat pendapatnya. Tujuan berdiskusi pada pembelajaran ini yaitu mendidik siswa untuk berfikir dan memecahkan masalah secara bersama-sama sebagai bentuk dari nilai karakter yang ingin diterapkan oleh guru. Hal ini sesuai dengan karakteristik siswa kelas VIII yaitu sudah mampu berpikir logis untuk semua jenis masalah hipotesis, masalah verbal, dan ia dapat menggunakan penalaran ilmiah dan dapat menerima pandangan orang lain.
Metode pemberian tugas merupakan suatu cara mengajar dengan cara memberikan sejumlah tugas yang diberikan guru kepada murid dan adanya pertanggungjawaban terhadap hasilnya.dalam pembelajaran ini siswa secara berkelompok ditugaskan untuk observasi langsung ke lingkungan masyarakat untuk mendapatkan kompetensi yang relevan. Hal ini sesuai dengan karakteristik siswa kelas VIII adalah senang melakukan belajar dengan melakukan sesuatu kegaiatan (learning by doing) selai itu guru juga mempunyai tujuan lain selain yaitu penanaman nilai karakter yang harus di miliki oleh siswa.
Metode simulasi dilakukan dalam bentuk peserta didik mensimulasikan ataupun mendemonstrasikan contoh-contoh yang terdapat dalam materi. Metode simulasi ini sangat baik untuk memudahkan para siswa menggunakan memori jangka panjangnya (LTM) dalam memahami suatu konsep ataupun contoh-contoh kongkret sebuah materi sehingga dari simulasi tersebut para siswa bisa mengambil sebuah kesimpulan dari materi yang ada
2. Memilih Format Media
Pada kegiatan pembelajaran menggunakan model ASSURE, media yang digunakan berupa:
a. Slide Power Point tentang materi Kebutuhan dan Alat pemuas kebutuhan, yang berisi :
- Poin-poin materi dan penjelasan singkat
- Gambar ilustrasi sebagai penjelasan materi
b. Gambar daftar keinginan
c. Lingkungan sekitar
Definisi kebutuhan
Penggolongan kebutuhan
Alat pemuas kebutuhan (sumber daya)
Pada kegiatan pembelajaran menggunakan model ASSURE, media yang digunakan berupa:
a. Slide Power Point tentang materi Kebutuhan dan Alat pemuas kebutuhan, yang berisi :
- Poin-poin materi dan penjelasan singkat
- Gambar ilustrasi sebagai penjelasan materi
b. Gambar daftar keinginan
c. Lingkungan sekitar
Definisi kebutuhan
Penggolongan kebutuhan
Alat pemuas kebutuhan (sumber daya)
Utilize Media and Materials (Penggunaan Media dan bahan)
Langkah berikutnya adalah penggunaan media dan bahan ajar oleh siswa dan guru. Melimpahnya ketersediaan media dan bergesernya filsafat dari belajar yang berpusat pada guru ke siswa meningkatkan kemungkinan siswa akan menggunakan bahan ajarnya sendiri.
Sebelum dimulainya pembelajaran guru mengkondisikan kelas senyaman mungkin sehingga siswa akan merasa nyaman dan aman dalam mengikuti pembelajaran. Langkah kedua yaitu guru mempersiapkan media yang akan digunakan dalam pembelajaran yaitu tampilan materi dalam format Power Poin dengan menggunakan media LCD. LCD proyektor dinyalakan dan layar di tempatkan di depan kelas agar semua siswa bisa melihat dan mengamati dengan jelas. Tahap selanjutnya adalah dengan membagikan media gambar “Daftar Keinginan” yang dibagikan kepada masing-masing siswa.
langkah selanjutnya yaitu guru menyiapkan bahan ajar yang sudah dibuat sebelumnya berdasarkan kondisi siswa dan lingkungan yang ada. Bahan ajar yang disiapkan sebelumnya antara lain materi pembelajaran, RPP dan tugas-tugas yang akan dikerjakan oleh siswa.
Langkah berikutnya adalah penggunaan media dan bahan ajar oleh siswa dan guru. Melimpahnya ketersediaan media dan bergesernya filsafat dari belajar yang berpusat pada guru ke siswa meningkatkan kemungkinan siswa akan menggunakan bahan ajarnya sendiri.
Sebelum dimulainya pembelajaran guru mengkondisikan kelas senyaman mungkin sehingga siswa akan merasa nyaman dan aman dalam mengikuti pembelajaran. Langkah kedua yaitu guru mempersiapkan media yang akan digunakan dalam pembelajaran yaitu tampilan materi dalam format Power Poin dengan menggunakan media LCD. LCD proyektor dinyalakan dan layar di tempatkan di depan kelas agar semua siswa bisa melihat dan mengamati dengan jelas. Tahap selanjutnya adalah dengan membagikan media gambar “Daftar Keinginan” yang dibagikan kepada masing-masing siswa.
langkah selanjutnya yaitu guru menyiapkan bahan ajar yang sudah dibuat sebelumnya berdasarkan kondisi siswa dan lingkungan yang ada. Bahan ajar yang disiapkan sebelumnya antara lain materi pembelajaran, RPP dan tugas-tugas yang akan dikerjakan oleh siswa.
Require Learner Participation (Partisipasi Pelajar di dalam kelas)
Partisipasi berisi kegiatan siswa dalam pembelajaran di dalam kelas diawali dengan kesiapan siswa untuk belajar yaitu siswa duduk dengan rapi di bangku masing-masing, memberikan penghormatan dan mengucapkan salam kepada guru. Guru mengkondisikan kelas sampai siswa siap dalam belajar (nyaman). Pada kegatan awal guru memberikan salam, motivasi, melakukan apersepsi dengan menanyakan keadaan siswa serta menyampaikan tujuan dan manfaat pembelajaran.
Pada kegiatan inti siswa dan guru melakukan tanya jawab sehubungan dengan pengertian kebutuhan serta jenis-jenis kebutuhan dan alat pemuas kebutuhan yang dimaksudkan untuk menumbuhkan sikap afektif dan kognitif siswa. Selanjutnya siswa mengerjakan lembaran tugas kelompok dengan mengidentifikasi dan menentukan objek serta menghubungkan objek dengan konsep yang sudah ada dalam pikiran dan akomodasi yaitu proses memanfaatkan konsep-konsep dalam pikiran untuk menafsirkan dan menentukan objek selain itu guru bertujuan untuk membentuk nilai karakter demokratis, menghargai prestasi dan bersahabat antar siswa. Selanjutnya siswa ditunjuk secara acak untuk mempresentasikan hasil pekerjaan tugas dan siswa yang lain berkewajiban untuk mengomentari dan memberikan tanggapan. Nilai karakter yang ingin dimunculkan pada persentasi tugas yaitu nilai toleransi, komunikatif dan tanggung jawab. Selanjutnya siswa dan guru menyamakan persepsi.
Tahap akhir siswa bersama guru melakukan tanya jawab sehubungan dengan kompetensi yang diperoleh siswa pada saat pembelajaran. Selanjutnya siswa diberikan tugas pengamatan secara kelompok ataupun individu ke lingkungan sekitar sehubungan dengan materi yang telah dipelajari untuk dikumpulkan dan dipersentasikan pada pertemuan selanjutnya. Pada kegiatan pengamatan ini bertujuan agar siswa mampu mengkonstruksi konsep sehingga mampu mengkaitkan dengan kehidupan nyata selain itu guru memiliki tujuan agar siswa bisa menumbuhkan nilai karakter antara lain jujur, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, bersahabat/komunikatif, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab.
Partisipasi berisi kegiatan siswa dalam pembelajaran di dalam kelas diawali dengan kesiapan siswa untuk belajar yaitu siswa duduk dengan rapi di bangku masing-masing, memberikan penghormatan dan mengucapkan salam kepada guru. Guru mengkondisikan kelas sampai siswa siap dalam belajar (nyaman). Pada kegatan awal guru memberikan salam, motivasi, melakukan apersepsi dengan menanyakan keadaan siswa serta menyampaikan tujuan dan manfaat pembelajaran.
Pada kegiatan inti siswa dan guru melakukan tanya jawab sehubungan dengan pengertian kebutuhan serta jenis-jenis kebutuhan dan alat pemuas kebutuhan yang dimaksudkan untuk menumbuhkan sikap afektif dan kognitif siswa. Selanjutnya siswa mengerjakan lembaran tugas kelompok dengan mengidentifikasi dan menentukan objek serta menghubungkan objek dengan konsep yang sudah ada dalam pikiran dan akomodasi yaitu proses memanfaatkan konsep-konsep dalam pikiran untuk menafsirkan dan menentukan objek selain itu guru bertujuan untuk membentuk nilai karakter demokratis, menghargai prestasi dan bersahabat antar siswa. Selanjutnya siswa ditunjuk secara acak untuk mempresentasikan hasil pekerjaan tugas dan siswa yang lain berkewajiban untuk mengomentari dan memberikan tanggapan. Nilai karakter yang ingin dimunculkan pada persentasi tugas yaitu nilai toleransi, komunikatif dan tanggung jawab. Selanjutnya siswa dan guru menyamakan persepsi.
Tahap akhir siswa bersama guru melakukan tanya jawab sehubungan dengan kompetensi yang diperoleh siswa pada saat pembelajaran. Selanjutnya siswa diberikan tugas pengamatan secara kelompok ataupun individu ke lingkungan sekitar sehubungan dengan materi yang telah dipelajari untuk dikumpulkan dan dipersentasikan pada pertemuan selanjutnya. Pada kegiatan pengamatan ini bertujuan agar siswa mampu mengkonstruksi konsep sehingga mampu mengkaitkan dengan kehidupan nyata selain itu guru memiliki tujuan agar siswa bisa menumbuhkan nilai karakter antara lain jujur, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, bersahabat/komunikatif, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab.
Evaluate and Revise (Penilaian dan Revisi)
Komponen terakhir model ASSURE untuk pembelajaran yang efektif adalah evaluasi dan revisi.
• Mengukur prestasi siswa
Penilaian terhadap siswa dilakukan oleh guru mulai dari awal pembelajaran sampai akhir pembelajaran.
Komponen terakhir model ASSURE untuk pembelajaran yang efektif adalah evaluasi dan revisi.
• Mengukur prestasi siswa
Penilaian terhadap siswa dilakukan oleh guru mulai dari awal pembelajaran sampai akhir pembelajaran.
LEMBAR AKTIVITAS SISWA
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS
No Nama siswa Aspek yang diamati Jumlah skor nilai
Kerjasama Ide Keaktifan Komunikatif
0 1 2 3 0 1 2 3 0 1 2 3 0 1 2 3
Kerjasama Ide Keaktifan Komunikatif
0 1 2 3 0 1 2 3 0 1 2 3 0 1 2 3
Kriterian penilaian:
Kerjasama
Nilai 0 = jika siswa tidak bisa bekerjasama dalam kelompok
Nilai 1 = jika siswa kurang bisa bekerjasama dalam kelompok
Nilai 2 = jika siswa cukup bisa bekerjasama dalam kelompok
Nilai 3 = jika siswa bisa bekerjasama dengan baik dalam kelompok
Ide/ gagasan
Nilai 0 = jika siswa tidak memberikan ide dalam diskusi
Nilai 1 = jika siswa tidak tepat dalam memberikan ide dalam mengkontruksi pengetahuan dan mengaitkan gagasan siswa dengan informasi baru
Nilai 2 = jika siswa memberikan ide dalam mengkontruksi pengetahuan tetapi kurang tepat mengaitkan gagasan siswa dengan informasi baru.
Nilai 3 = jika siswa memberikan ide dalam mengkontruksi pengetahuan dan mengaitkan gagasan siswa dengan informasi baru dengan benar
Keaktifan
Nilai 0 = jika siswa tidak aktif dalam menentukan alternatif pemecahan masalah
Nilai 1 = jika siswa kurang aktif menentukan alternatif pemecahan masalah
Nilai 2 = jika siswa cukup aktif menentukan alternatif pemecahan masalah
Nilai 3 = jika siswa aktif dalam menentukan alternatif pemecahan masalah
Komunikatif
Nilai 0 = jika siswa tidak mengkomunikasikan hasil, hanya ramai sendiri.
Nilai 1 = jika siswa tidak dapat menggunakan bahasa dengan runtut, menghargai pendapat, menyampaikan ide serta mengkomunikasikan hasil.
Nilai 2 = jika siswa kurang mampu menggunakan bahasa dengan runtut, menghargai pendapat, menyampaikan ide serta mengkomunikasi-kan hasil.
Nilai 3 = jika siswa dapat menggunakan bahasa dengan runtut, menghar-gai pendapat, menyampaikan ide serta mengkomunikasikan hasil.
Kerjasama
Nilai 0 = jika siswa tidak bisa bekerjasama dalam kelompok
Nilai 1 = jika siswa kurang bisa bekerjasama dalam kelompok
Nilai 2 = jika siswa cukup bisa bekerjasama dalam kelompok
Nilai 3 = jika siswa bisa bekerjasama dengan baik dalam kelompok
Ide/ gagasan
Nilai 0 = jika siswa tidak memberikan ide dalam diskusi
Nilai 1 = jika siswa tidak tepat dalam memberikan ide dalam mengkontruksi pengetahuan dan mengaitkan gagasan siswa dengan informasi baru
Nilai 2 = jika siswa memberikan ide dalam mengkontruksi pengetahuan tetapi kurang tepat mengaitkan gagasan siswa dengan informasi baru.
Nilai 3 = jika siswa memberikan ide dalam mengkontruksi pengetahuan dan mengaitkan gagasan siswa dengan informasi baru dengan benar
Keaktifan
Nilai 0 = jika siswa tidak aktif dalam menentukan alternatif pemecahan masalah
Nilai 1 = jika siswa kurang aktif menentukan alternatif pemecahan masalah
Nilai 2 = jika siswa cukup aktif menentukan alternatif pemecahan masalah
Nilai 3 = jika siswa aktif dalam menentukan alternatif pemecahan masalah
Komunikatif
Nilai 0 = jika siswa tidak mengkomunikasikan hasil, hanya ramai sendiri.
Nilai 1 = jika siswa tidak dapat menggunakan bahasa dengan runtut, menghargai pendapat, menyampaikan ide serta mengkomunikasikan hasil.
Nilai 2 = jika siswa kurang mampu menggunakan bahasa dengan runtut, menghargai pendapat, menyampaikan ide serta mengkomunikasi-kan hasil.
Nilai 3 = jika siswa dapat menggunakan bahasa dengan runtut, menghar-gai pendapat, menyampaikan ide serta mengkomunikasikan hasil.
LEMBAR AKTIVITAS SISWA
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS
2. Lembar Penilaian Tugas :
No Nama Siswa Aspek Yang dinilai Jumlah
ketepatan
waktu Kerapihan
Pekerjaan Kerapihan
Pekerjaan Esensi
jawaban Nilai
No Nama Siswa Aspek Yang dinilai Jumlah
ketepatan
waktu Kerapihan
Pekerjaan Kerapihan
Pekerjaan Esensi
jawaban Nilai
*) Norma Penilaian :
*) Norma Penilaian :
- Aspek Ketepatan Waktu skor maksimal : 15
- Aspek Kerapihan pekerjaan : 10
- Aspek Esensi Jawaban skor maksimal : 75
- Aspek Ketepatan Waktu skor maksimal : 15
- Aspek Kerapihan pekerjaan : 10
- Aspek Esensi Jawaban skor maksimal : 75
Jumlah : 100
• Mengevaluasi media dan metode.
Untuk mengevaluasi metode dan media pembelajaran bisa digunakan diskusi kelas, wawancara perorangan dan pengamatan perilaku siswa. Mengevaluasi media dilakukan pada akhir pembelajaran untuk melihat ketercapaian pesan untuk memantapkan pengetahuan siswa. Sebagai media haruslah menarik siswa untuk memiliki rasa ingin tahu sebagai salah satu nilai karakter yang ingin dimunculkan oleh guru. Media peta dimungkinkan untuk siswa berpartisipasi aktif dalam mengidentifikasi. Apabila siswa kurang memahami maksud dari media maka harus merubah atau memperbaiki media pembelajaran sehingga mampu menyampaikan pesan isi media.
Mengevaluasi metode guru bisa melakukan pada saat akhir pembelajaran dengan melakukan umpan balik. Selain itu guru juga dapat mengevaluasi metode yang diterapkan maka guru bisa mengidentifikasinya dengan suasana saat pembelajaran berlangsung dengan sikap siswa pada saat belajar apakah kondisi siswa jenuh, senang atau diam selain itu dari evaluasi yang dikerjakan oleh siswa. Apabila sebagian besar siswa menjawab dengan benar maka metode yang digunakan berhasil dan apabila banyak siswa yang kurang paham berarti ada yang tidak berhasil dari pembelajaran apakah media, model, materi atau permasalahan yang lain.
Penilain terhadap guru bisa dilakukan dengan merekam menggunakan video untuk dievaluasi oleh guru sendiri atau juga meminta partisipasi guru lain untuk melihat dan mengamati pembelajaran yang dikalukan oleh guru. Setelah semua evaluasi selesai dilakukan maka guru bisa mengambil keputusan berhasil atau tudaknya pembelajaran yang dilakukan, seandainya kurang berhasil maka perlu diadakannya revisi pada kesalahan yang telah teridentifikasi untuk pelaksanaan siklus pembelajaran selanjutnya.
Untuk mengevaluasi metode dan media pembelajaran bisa digunakan diskusi kelas, wawancara perorangan dan pengamatan perilaku siswa. Mengevaluasi media dilakukan pada akhir pembelajaran untuk melihat ketercapaian pesan untuk memantapkan pengetahuan siswa. Sebagai media haruslah menarik siswa untuk memiliki rasa ingin tahu sebagai salah satu nilai karakter yang ingin dimunculkan oleh guru. Media peta dimungkinkan untuk siswa berpartisipasi aktif dalam mengidentifikasi. Apabila siswa kurang memahami maksud dari media maka harus merubah atau memperbaiki media pembelajaran sehingga mampu menyampaikan pesan isi media.
Mengevaluasi metode guru bisa melakukan pada saat akhir pembelajaran dengan melakukan umpan balik. Selain itu guru juga dapat mengevaluasi metode yang diterapkan maka guru bisa mengidentifikasinya dengan suasana saat pembelajaran berlangsung dengan sikap siswa pada saat belajar apakah kondisi siswa jenuh, senang atau diam selain itu dari evaluasi yang dikerjakan oleh siswa. Apabila sebagian besar siswa menjawab dengan benar maka metode yang digunakan berhasil dan apabila banyak siswa yang kurang paham berarti ada yang tidak berhasil dari pembelajaran apakah media, model, materi atau permasalahan yang lain.
Penilain terhadap guru bisa dilakukan dengan merekam menggunakan video untuk dievaluasi oleh guru sendiri atau juga meminta partisipasi guru lain untuk melihat dan mengamati pembelajaran yang dikalukan oleh guru. Setelah semua evaluasi selesai dilakukan maka guru bisa mengambil keputusan berhasil atau tudaknya pembelajaran yang dilakukan, seandainya kurang berhasil maka perlu diadakannya revisi pada kesalahan yang telah teridentifikasi untuk pelaksanaan siklus pembelajaran selanjutnya.
Merancang Media pembelajaran dengan pendekatan assure models